Defender Bojan Malisic still enjoying his football after 20 years of playing the Beautiful Game

Read Time:17 Minute, 18 Second

Regardless in Ukraine, Hong Kong, Philippines or Indonesia, bearded defender, Bojan Malisic is known for his no-nonsense style of football. Having said that, the former South China’s captain does have his softer side – a much friendlier character beyond the beards. So how was his football career like back in Hong Kong? How he eventually signed for Persib Bandung? And how is he like off the football pitch? Junpiter Futbol sit down with the centreback for a chat…

Terlepas dari apa pun yang terjadi di Ukraina, Hong Kong, Filipina, atau Indonesia, bek berjanggut, Bojan Malisic dikenal karena gaya bermainnya yang tanpa basa-basi. Selain itu, mantan kapten South China AA ini juga memiliki sisi lain yang lembut – karakter yang jauh lebih ramah di balik janggutnya. Jadi bagaimana karir sepak bolanya ketika di Hong Kong? Bagaimana akhirnya dia bergabung dengan Persib Bandung? Dan bagaimana ia ketika di luar lapangan? Junpiter Futbol duduk dan mengobrol dengan bek tangguh ini…

.

You have spent 3 years playing in the Hong Kong Premier League, how different is Hong Kong football as compared to Indonesian football? Anda menghabiskan 3 tahun bermain di Hong Kong Premier League, seberapa besar perbedaan sepakbola Hong Kong jika dibandingkan dengan sepakbola Indonesia?

Technically, Indonesian football is slightly better than Hong Kong’s. Having said that, not all the clubs are technically good but in each of the league, there will be 3-4 teams that will be outstanding. And in terms of game play, Indonesian football is definitely more aggressive and intensive. In fact, I would rate Indonesian football 80% more aggressive than in Hong Kong! Especially since I am playing as a defender, I have the clear view of the entire play from behind. It is always full of action for 90 minutes. Indonesian league is certainly a more challenging league to be playing in.

Secara teknis, sepakbola Indonesia sedikit lebih baik daripada Hong Kong. Tetapi, tidak semua klub secara teknis baik di masing-masing liga, hanya ada 3-4 tim yang luar biasa. Dan dari sisi permainan, sepakbola Indonesia jelas lebih agresif dan intensif. Bahkan, menurut saya sepakbola Indonesia 80% lebih agresif daripada di Hong Kong! Terutama karena saya bermain sebagai pemain belakang, jadi saya memiliki pandangan yang lebih jelas tentang keseluruhan permainan dari belakang. Setiap pertandingan selalu menyajikan aksi selama 90 menit. Dan tentu saja, Liga Indonesia menjadi liga yang sangat menantang untuk dimainkan.

.

You have won Awards such as Hong Kong League’s Best Eleven for 2 consecutive seasons and Most Favorite Player of the Season during your Hong Kong Premier League days. Tell us more about your times in Hong Kong. Anda telah memenangkan penghargaan seperti Best Eleven Liga Hong Kong selama 2 musim berturut-turut dan Pemain Paling Favorit Musim ini selama berkarir di Liga Primer Hong Kong. Ceritakan lebih banyak tentang pengalamanmu di Hong Kong.

Actually, I have always love to travel to Hong Kong for a holiday, as I like the country a lot. So when the offer to play for history-rich South China came, I couldn’t resist. Apart from the domestic league, the club was also heavily involved in the AFC Cup. As far as football exposure is concerned, that satisfied me greatly. So in order to perform up to my own expectation, I pushed myself a lot by training harder on the pitch. I even threw in extra hours hitting the gym after each training session just to ensure I could improve and gave my best in every single match. All in all, I have spent 3 good years in Hong Kong and just unfortunate that I would have to leave due to the club’s financial crisis.

Sebenarnya, saya selalu suka bepergian ke Hong Kong untuk liburan, karena saya sangat menyukai negara tersebut. Dan ketika tawaran bermain untuk South China AA – yang mempunyai sejarah panjang di Liga Primer Hong Kong – datang, saya tidak dapat menahan diri untuk tidak bergabung. Terlepas dari sejarahnya di liga domestik, juga karena klub ini mempunyai reputasi yang cukup baik di AFC Cup. Sepanjang menyangkut sepakbola, itu sangat memuaskan saya. Jadi untuk memenuhi harapan saya sendiri, saya mendorong diri saya untuk berlatih lebih keras di lapangan. Saya bahkan menambah jam untuk ke gym setelah sesi latihan hanya untuk memastikan saya bisa meningkatkan peforma dan memberikan yang terbaik dalam setiap pertandingan. Secara keseluruhan, saya telah menghabiskan 3 tahun yang seru di Hong Kong dan sangat disayangkan bahwa saya harus pergi karena krisis keuangan klub.

.

Talk about that, how did you deal with South China’s sudden decision to pull out of the league and your sudden club-less status? Berbicara soal itu, bagaimana sikap Anda ketika mengetahui ketika South China AA memutuskan keluar dari Liga Primer Hong Kong dan status tanpa klub Anda yang tiba-tiba?

Honestly, I was shocked to learn about the news. I was away in Turkey with my family at the beach during that time. I was only notified via email that the club had pulled out of the league and they thanked me for my 3 years of service. That’s all! Although I was the captain of the team, nobody contacted me personally and no explanation was given. I was really feeling very disappointed that this entire episode was not handled as professional as what I would have expected it to be.

As I still have 1 more year left in my contract, I ever did consider taking legal action against the club. Eventually I did not as I really wanted to put an end to everything peacefully and professionally. The next moment before I knew it, I was flying back to Hong Kong, using my own money, attempting to meet up with the new Chairman and the team. Initially, my request to meet him was turned down but I’m glad that eventually I still managed to do so. Sadly, nothing could be done much as the decision to drop all foreigners was final. Well, fortunately I have managed to reach a mutual compensation with the club and I moved on. Till this day, many South China’s fans are still messaging me asking how am I. I am touched. Despite the unpleasant exit from the club, South China will always hold a special place in my heart. That is simply because I did not spent my 3 years in any of the Hong Kong streets, I spent 3 years in the club.

Sejujurnya, saya terkejut mengetahui berita itu. Saya sedang berada di Turki dan bersantai di pantai bersama keluarga saya waktu itu. Saya hanya diberitahu melalui email bahwa klub telah keluar dari liga dan mereka berterima kasih kepada saya selama 3 tahun terakhir. Hanya itu saja! Meskipun saya adalah kapten tim, tidak ada yang menghubungi saya secara pribadi dan tidak ada penjelasan yang diberikan kepada saya. Saya benar-benar merasa sangat kecewa karena semua ini tidak ditangani secara profesional seperti yang saya harapkan.

Karena saya masih memiliki sisa 1 tahun lagi dalam kontrak saya bersama mereka, bahkan saya pernah mempertimbangkan untuk mengambil langkah hukum terhadap klub. Tetapi pada akhirnya saya tidak benar-benar ingin mengakhiri segalanya dengan damai dan profesional. Setelah itu, saya terbang kembali ke Hong Kong, menggunakan uang pribadi, mencoba untuk bertemu dengan pemilik baru dan tim. Awalnya, permintaan saya untuk bertemu dengannya ditolak tetapi saya senang akhirnya saya berhasil menemuinya. Sayangnya, tidak ada yang bisa dilakukan karena keputusan untuk menjatuhkan semua pemain asing adalah final. Yah, untungnya saya berhasil mencapai kompensasi timbal balik dengan klub dan saya memutuskan untuk pindah. Hingga hari ini, banyak penggemar South China AA masih mengirim pesan kepada saya menanyakan bagaimana kabar saya. Saya tersentuh. Meskipun keluar dari klub dengan cara yang tidak menyenangkan, South China akan selalu memiliki tempat khusus di hati saya. Itu karena saya tidak hanya menghabiskan 3 tahun saya di salah satu jalan di Hong Kong, saya menghabiskan 3 tahun di klub.

.

.

Let’s talk about the infamous sending off of yours in the match against Kitchee where you also clashed with their fans. Is there anything you want to clarify or talk about that incident? Mari kita bicara tentang kartu merah yang terkenal ketika Anda dalam pertandingan melawan Kitchee di mana Anda juga bentrok dengan penggemar mereka. Adakah yang ingin Anda klarifikasi atau bicarakan tentang insiden itu?

Yep, I remember that incident. That was a derby match in Hong Kong. I was already provoked by one of the Kitchee’s players earlier in the game prior to that incident. Ironically, that Kitchee player who provoked me used to play for us in South China just months ago before moving to Kitchee. He was a young player whom I had taken great care of and shared a lot with. After switching club, he displayed ill attitude and was extremely rude during the game. Then came the incident, tackles flying in at our Midfielders and I just had to move forward to question the opponents. I admitted that I did raise my arm and the referee couldn’t wait to send me off immediately too. While I walked off the pitch, Kitchee fans started to hurl abusive languages at me. And I went pointing to them at the stand, “come, come.. one on one”! Haha… It’s common in Europe but not in the context here, many bad acting which quickly escalated into red card. Now thinking back, I was unhappy with how the thing went but I never regretted my action.

Ya, saya ingat kejadian itu. Itu adalah pertandingan derbi di Hong Kong. Saya sudah diprovokasi oleh salah satu pemain Kitchee di awal permainan sebelum insiden itu. Ironisnya, pemain Kitchee yang memprovokasi saya dulunya bermain bersama kami di South China AA beberapa bulan sebelumnya sebelum dia pindah ke Kitchee. Dia adalah pemain muda yang sangat saya sayangi dan saya juga berbagi banyak hal dengan dia. Setelah pindah, dia menunjukkan sikap yang buruk dan sangat kasar selama pertandingan. Kemudian datang insiden itu, tekel keras kapada gelandang kami dan saya hanya bergerak maju untuk mempertanyakan kepada lawan. Saya mengakui bahwa saya menaikkan tangan saya dan wasit tidak sabar untuk segera memberi kartu merah kepada saya. Ketika saya berjalan di luar lapangan, penggemar Kitchee mulai melemparkan cacian kepada saya. Dan saya menunjuk mereka dari bawah sambil berkata, “ayo, ayo .. satu lawan satu!” Haha … Ini sebenarnya umum terjadi di Eropa tetapi tidak di sini (Hong Kong), banyak aksi yang buruk yang bisa dengan cepat berbuah kartu merah. Sekarang saya berpikir kembali, saya tidak senang dengan apa yang terjadi tetapi saya tidak pernah menyesali tindakan saya.

.

How did this Persib Bandung’s move come about? Bagaimana pergerakan Persib Bandung terjadi?

In order to stay match fit, I went on to play for Davao Aguilas Bellmare FC in the Philippines Football League after leaving South China. The season was short and it was all done for me in less than 10 games. Although the club did want to extend my contract, I turned them down. Just like everything seems to be destined, immediately I received an offer from Persib Bandung. The club was not new to me though. I had ever watched Kitchee played against them in the AFC Cup back in 2015 and I am aware that it was a big club with many fans in Indonesia. Naturally, I was very keen to join them. And especially knowing that my former coach Mario Gomez was the one leading the team, I knew that’s the club which I am going to play for next.

Agar tetap fit, saya bermain untuk Davao Aguilas Bellmare FC di Liga Filipina setelah meninggalkan South China AA. Musim pendek dan saya bermain kurang dari 10 pertandingan. Meskipun setelahnya klub ingin memperpanjang kontrak saya, tetapi saya menolaknya. Sama seperti segala sesuatu yang tampaknya sudah ditakdirkan, segera saya menerima tawaran dari Persib Bandung. Klub itu bukan hal yang baru bagi saya. Saya pernah menonton Kitchee FC bermain melawan mereka di AFC Cup pada tahun 2015 dan saya sadar bahwa Persib Bandung adalah klub besar dengan banyak penggemar di Indonesia. Tentu saja, saya sangat tertarik untuk bergabung dengan mereka. Terutama ketika saya mengetahui bahwa mantan pelatih saya Mario Gomez adalah orang yang memimpin tim, saya tahu itu adalah klub yang akan saya mainkan selanjutnya.

.

How are you adapting to the life in Indonesia? Bagaimana Anda beradaptasi dengan kehidupan di Indonesia?

Although I just joined Persib this season, I am already feeling like I have been living here for a long time. I am a Christian and I have no issue living here in a Muslim country. Similar to Uzbekistan where I first played in, everybody welcome me with open arms. And that should be the way as well, in no way football should be judged by religion. In addition, I have many supporters here in Bandung and they really make me feel at home with their support and passion. I am really enjoying my current football here in Indonesia and I am enjoying my stay.

Meskipun saya baru bergabung dengan Persib musim ini, saya merasa seperti saya telah tinggal di sini untuk waktu yang lama. Saya seorang Kristen dan saya tidak punya masalah tinggal di sini, di negara Muslim. Mirip dengan Uzbekistan di mana saya pertama kali bermain, semua orang menyambut saya dengan tangan terbuka. Dan memang seharusnya seperti itu, tidak mungkin sepakbola dinilai dari agama. Selain itu, saya memiliki banyak pendukung di Bandung dan mereka benar-benar membuat saya merasa seperti di rumah dengan dukungan dan semangat yang mereka beri. Saya sangat menikmati karir sepakbola saya saat ini di Indonesia dan saya menikmati tinggal disini.

.

.

How much do you know about Singapore football? Seberapa banyak Anda tahu tentang sepak bola Singapura?

In my own opinion, Singapore football is very much similar to Hong Kong football in terms of playing standard. However, there is this one particular footballer Aleksandar Duric whom I do respect a lot. I mean we all come from the same part of the World and to achieve what he has done in Singapore, the second oldest goalscorer in the history of international football at the age of 42, is truly amazing. Although I have never played against any Singapore team or met Duric, he will be the first person that will come to our mind if we speak about Singapore football.

Menurut pendapat saya pribadi, sepakbola Singapura sangat mirip dengan sepakbola Hong Kong dalam hal standar bermain. Namun, ada satu pesepakbola sangat saya hormati, Aleksandar Duric. Maksud saya, kita semua berasal dari bagian dunia yang sama untuk mencapai apa yang telah dilakukannya di Singapura, menjadi pencetak gol tertua kedua dalam sejarah sepakbola internasional pada usia 42 tahun, benar-benar menakjubkan. Meskipun saya belum pernah bermain melawan tim Singapura mana pun atau bertemu Duric, ia akan menjadi orang pertama yang akan muncul di benak kita jika kita berbicara tentang sepak bola Singapura.

.

Junpiter Futbol is here in Bandung for the SingaCup Football Experience 2018 where we will be providing English lessons and football trainings to the underprivileged children.  Junpiter Futbol di Bandung untuk SingaCup Football Experience 2018 dimana kami akan memberikan pelajaran bahasa Inggris dan pelatihan sepak bola kepada anak-anak yang kurang mampu.

When you talk about children, my heart melts. I am a father of 2 children and I will do anything for them. Similar to the children out there, this is a very meaningful project. The moment the club told me about SingaCup Football Experience, straight away I agreed to whatever you guys wanted me to do. All of us were once a kid ourselves. Sometimes, we just need someone to give us the advice and to lead us to the right path. And the children who will be participating in the SingaCup Football Experience are extremely lucky. I know they will be given the opportunity to learn some basic English, they will be coming down to the Stadium to watch us train and I know they will be at our match day supporting us from the stand. Once again, I just have to say I am very supportive of this project.

Ketika anda berbicara tentang anak-anak, hatiku meleleh. Saya seorang ayah dari 2 anak dan saya akan melakukan apa saja untuk mereka. Sama dengan anak-anak di luar sana, ini adalah proyek yang sangat berarti. Saat klub memberi tahu saya tentang SingaCup Football Experience, saya langsung setuju dengan apa pun yang anda ingin saya lakukan. Kita semua dulu adalah anak kecil. Terkadang, kita hanya membutuhkan seseorang untuk memberi kita saran dan mengarahkan kita ke jalan yang benar. Dan anak-anak yang akan berpartisipasi dalam SingaCup Footbal Experience sangat beruntung. Saya tahu mereka akan diberi kesempatan untuk belajar bahasa Inggris dasar, mereka akan turun ke Stadion untuk menonton kami berlatih dan saya tahu mereka akan berada di hari pertandingan dan mendukung kami dari tribun. Sekali lagi, saya hanya harus mengatakan saya sangat mendukung proyek ini.

.

Any advice for the young players out there who want to be a professional footballer like you? Ada saran untuk pemain muda di luar sana yang ingin menjadi pemain sepakbola profesional seperti Anda?

Most importantly, you must enjoy what you are doing. Especially as a professional footballer, you have to train everyday. Hence, you must enjoy what you are doing. Imagine someone has to push you to training everyday? If that’s the case, my advice to you is to stop dreaming. Even until today, I have always look forward to training. Twenty over years on and I am still enjoying myself on the pitch and the beautiful game.

Yang terpenting, Anda harus menikmati apa yang Anda lakukan. Terutama sebagai pesepakbola profesional, Anda harus berlatih setiap hari. Oleh karena itu, Anda harus menikmati apa yang Anda lakukan. Bayangkan ada seseorang yang mendorong Anda untuk berlatih setiap hari? Jika itu masalahnya, saran saya kepada Anda adalah berhenti bermimpi. Bahkan sampai hari ini, saya selalu menantikan jadwal latihan. Dua puluh tahun lebih dan saya masih menikmati diri saya di lapangan dan menikmati permainan yang indah.

.

You always put on a fierce look on the football pitch. Is that the real you? How are you really like off the football pitch? Anda selalu memasang tampang galak di lapangan. Apakah itu anda yang sebenarnya? Apa yang suka kamu lakukan diluar lapangan?

Yes, many people have been telling me that I am fierce looking, I am so serious and I don’t smile. Well, that’s my professional look for game and training. I always believe that as a professional we cannot possibly keep smiling and laughing all the times. I have to be serious with my job as it’s my bread and butter. Not forgetting I am from Serbia, a country that went through wars. I was brought up in that kind of tough environment, haha! Then again, I am actually quite a crazy guy or a joker off the pitch. I have 2 different faces I supposed. But if I am going to describe myself (off the pitch) to others, I am actually a friendly and humble guy. Don’t be fooled by my beard!

Ya, banyak orang mengatakan kepada saya bahwa saya terlihat galak, sangat serius dan tidak tersenyum. Ya, itulah penampilan profesional saya untuk pertandingan dan latihan. Saya selalu percaya bahwa sebagai seorang profesional kita tidak mungkin terus tersenyum dan tertawa sepanjang waktu. Saya harus serius dengan pekerjaan saya karena itu seperti roti dan mentega bagi saya. Dan jangan lupa bahwa saya berasal dari Serbia, sebuah negara yang mengalami perang. Saya dibesarkan di lingkungan yang keras, haha!. Dan juga, saya adalah orang yang cukup gila atau seperti Joker jika di luar lapangan. Saya memiliki 2 sisi yang berbeda. Tetapi jika saya disuruh menggambarkan diri saya (di luar lapangan) kepada orang lain, saya sebenarnya seorang pria yang ramah dan rendah hati. Jangan tertipu oleh janggut saya!

.

Where do you see yourself in the next 5 years? Dimana Anda melihat diri Anda dalam 5 tahun ke depan?

I will be here with Persib Bandung. Even if I were to retired from the game, I believe I will be here involving in some youth coaching with the club. As far as coaching is concerned, I believe I can contribute.

Saya akan berada di sini, bersama Persib Bandung. Bahkan jika saya pensiun dari sepak bola, saya yakin saya akan di sini dan terlibat dalam beberapa kegiatan latihan klub dengan pemain-pemain muda. Selama menyangkut tentang pelatihan, saya yakin saya bisa berkontribusi.

.

This exclusive interview is made possible by Persib Bandung & SingaCup Football Experience 2018. Junpiter Futbol is the official media partner for SingaCup, Singapore’s Premier International Youth Football Tournament, kicking off from 3rd – 9th November 2018. Wawancara eksklusif ini adalah kerjasama oleh Persib Bandung & SingaCup Football Experience 2018. Junpiter Futbol adalah mitra media resmi untuk SingaCup, Singapore’s Premier International Youth Football Tournament, yang akan dimulai dari tanggal 3 hingga 9 November 2018.

.

Article Translation: Junpiter Futbol/ Indra

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleppy
Sleppy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Please follow and like us:
20